Manusia dan Harapan
Bab I Pendahuluan
‘Harapan adalah awal dari segalanya’ merupakan sebuah ungkapan yang tidak berlebihan. Karena sepertinya , memang, hidup dan kehidupan ini dibangun di atas batu bata harapan. Tersusun menjadi cita-cita dan impian tentang hari esok yang lebih baik. Dari sinilah kemudian sesungguhnya peradaban itu dimulai. Dari segumpal harapan yang tumbuh dan berkembang menjadi bongkahan impian dan kemudian melahirkan berbagai bentuk bangunan peradaban yang menjadikan hidup lebih hidup.
Harapan, itulah sesungguhnya yang menggerakkan manusia untuk menjalani hari-harinya. Dengan harapan, seseorang akan berani melalui segala kesulitan dan pengorbanan yang harus ditempuhnya pada saat ini, sebab ia menatap masa depan yang lebih baik. Harapan pula, yang membuat seseorang akan dapat bertahan dan menambah kesabaran dalam segala suatu yang saat ini dirasakannya sulit dan berat. Semakin besar harapan yang dilihatnya, semakin kokohlah langkah-langkahnya, semakin tinggi pula batas kesabaran yang dimilikinya.
Tanpa harapan, manusia menjalani hidupnya dengan penuh kenestapaan dan kesengsaraan. Hari demi hari, diisi dengan perasaan negatif. Berkeluh kesah, mudah menyerah, iri dengki, dan segudang perasaan negatif lainnya. Manusia tanpa harapan akan menjalani hidupnya dengan sikap malas, memendam kebencian, dan mudah tergiur oleh tindakan-tindakan sesaat, yang nampak menguntungkan padahal menjerumuskannya pada kesulitan yang lebih besar, seperti berbuat kriminal, menipu, percaya kepada ramalan dan takhyul.
Peradaban manusia seperti yang kita lihat saat ini tak kan pernah ada, kalau manusia itu sendiri tidak pernah memiliki harapan. Kita tak kan pernah bertemu dengan kemajuan sains dan teknologi yang begitu mengagumkan seperti sekarang. Andai manusia, pelaku sains dan teknologi itu, tak berani membuat impian, tak punya harapan. Semua kemajuan itu tidak akan pernah ada.
Harapan adalah sumber energi kehidupan yang membuat hidup bisa bergerak dan berproduksi. Tanpa harapan, manusia tak lebih dari ‘mayat hidup’. Artinya manusia yang tanpa harapan secara fisik masih bisa bergerak, namun ruhnya tak lagi bisa menggerakkan kehidupan. Mereka yang tak lagi mampu berharap dalam hidupnya adalah mereka yang kemudian tak mampu memahami hakekat dan memainkan peran kehidupannya sebagai manusia secara utuh.
Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.
Bila dibandingkan dengan cita-cita atau angan-angan maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita atau angan-angan pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Bab II Pengertian
Sebab Manusia Punya Harapan
Menurut Maslow, ada 2 dorongan yang menyebabkan manusia mempunyai harapan, yaitu:
1. Adanya dorongan kebutuhan hidup
Dengan adanya dorongan kebutuhan hidup manusia memiliki beragam harapan. Manusia mengharapkan banyak hal agar semua kebutuhan hidupnya terpenuhi demi menjamin kelangsungan hidupnya. Misalnya saja seorang petani, ia berharap panennya tahun ini akan lebih baik dari kemarin. Seorang pedagang berharap dagangannya hari ini bisa lebih banyak yang terjual daripada hari kemarin. Dan masih banyak lagi contoh harapan-harapan lainnya. Setiap manusia memiliki jenis dan tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan fisiknya, cara berpikirnya, pengalaman hidupnya, pendidikannya, dan faktor-faktor lainnya. Sehingga harapan setiap orangpun berbeda-berbeda pula.
2. Adanya dorongan kodrat
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial dan individual. Sebagai mahluk sosial, setiap manusia yang lahir langsung disambut dalam suatu pergaulan atau komunitas hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk sosial maupun makhluk individual manusia memiliki harapan untuk bisa mendapatkan keamanan, mencintai dan dicintai orang lain, diakui keberadaannya oleh lingkungannya, dan mewujudkan cita-citanya.
Perbedaan Harapan dan Angan-angan
Harapan dan angan-angan adalah dua perkara yang serupa tetapi datang melalui saluran yang berlainan, dan kemudian meninggalkan kesan yang berbeda.
Angan-angan adalah sejenis khayalan adalah cerminan keinginan manusia. Angan-angan selalu membawa manusia jauh dari kenyataan. Angan-angan cenderung buta, tidak memperhitungkan fakta-fakta atau realitas yang ada pada saat itu atau yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Angan cenderung muluk-muluk dan jauh dari kemungkinan dapat dilaksanakan atau membuahkan hasil.
Jika tidak terkendali, angan-angan bisa menjadi siklus yang membawa manusia pada kesengsaraan hidup atau terjebak dalam lingkaran setan. Angan-angan dapat tercapai jika dan hanya jika ada suatu yang manusia kenali sebagai suatu keajaiban hidup. Sedangkan keajaiban itu sendiri dapat terjadi hanya dalam angan-angan. Orang yang selalu berangan-angan akan cenderung terus berangan-angan, terjebak selamanya dalam mimpi indah. Sehingga orang yang selalu berangan-angan akan terjebak dalam buaian dan belenggu yang diciptakannya sendiri. Orang yang terjebak dalam angan-angan menjadi pemalas, lamban, tidak kreatif, tidak mau bekerja keras, dan menafikan realitas kehidupan yang ada disekitarnya. Berangan-angan atau berkhayal sangat disenangi oleh setan untuk menggoda manusia. Dan manusia dengan mudah jatuh dalam jebakan angan-angan karena seseorang dengan cara berkhayal seolah-olah ia dapat memperoleh segala yang diinginkan. Angan-angan adalah salah satu wujud dari nafsu manusia.
Berbeda dengan angan-angan, harapan adalah energy yang menyadarkan manusia kembali pada realitas kehidupan. Harapan lahir dari kesadaran diri pada nilai-nilai kebaikan. Dengan harapan manusia mampu berusaha atau berikhtiar untuk mencapai semua kebaikan-kebaikan bagi kehidupannya baik di dunia maupun diakhirat.
Harapan menjadi pendorong manusia menjadi lebih baik. Manusia akan bekerja dengan keras karena ia berharap untuk dapat mencapai kesejahteraan hidup di dunia seperti yang ia inginkan. Harapan pula yang mendorong manusia untuk beribadah dengan giat karena ia berharap dapat bertemu dengan penciptanya dengan penerimaan yang baik sebagai hamba yang beriman dan beramal saleh.
Bab III Upaya Mewujudkan Harapan
Harapan adalah awal dari sebuah alur hidup. Alur tersebut tidak akan pernah selesai dengan tuntas dan menghasilkan apa yang diharapkan jika tidak ada upaya-upaya yang jelas untuk mewudujkan harapan tersebut.
Merealisasikan Harapan menjadi Target Pencapaian
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mewujudkan harapa adalah mendefinisikan harapan menjadi target-target pencapaian. Target-target yang definisikan harus visible artinya harus mungkin dapat dicapai artinya sumber daya yang diperlukan dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mewujudkan harapan seperti waktu, tenaga, biaya, materi pendukung dan sumber daya lainnya ada dan mungkin untuk disediakan.
Kegagalan mendefinisikan harapan menjadi target adalah kegagalan yang nyata dalam mencapai sesuatu. Artinya harapan tersebut masih berupa angan-angan yang muluk yang sulit untuk diwujudkan. Sebesar apapun harapan, jika kita mampu mendefinisikannya menjadi target-target yang jelas maka dengan insyaAllah akan menjadi kenyataan.
Untuk mendefinisikan harapan menjadi target-target yang jelas diperlukan pemikiran dan perumusan yang dilandasi oleh ilmu dan pengalaman hidup serta kemauan yang keras untuk mewujudkannya. Terkadang kita memang harus terus menjaga mimpi kita menjaga harapan kita dalam pengertian menjaga semangat dari harapan-harapan kita agar tetap bersemangat dalam berupaya untuk mewujudkannya. Bukan sebaliknya terjebak dalam mimpi dan angan-angan yang tidak berkesudahan.
Langkah-langkah Mencapai Harapan
Untuk mewujudkan harapan agar menjadi kenyataan diperlukan langkah-langkah yang kongkrit/nyata. Harapan yang terlarang adalah berharap bahwa semua harapan akan dapat terwujud. Harapan tidak akan terwujud dengan harapan. Jika kita hanya berharap semua harapan dapat tercapai maka sesungguhnya kita telah terjebak dalam loop atau kalang angan-angan yang tak berujung. ‘Behentilah berangan-angan, ubahlah harapan menjadi kenyataan dengan langkah-langkah berikut ini :
· Tetapkan Target
Tetapkan target yang jelas. Target menjadikan upaya untuk mewujudkan harapan menjadi lebih terarah dan lebih fokus. Target juga member tanda batas akhir dari proses yang akan kita lakukan. Dengan target yang jelas maka harapan kita dapat :
o Terukur waktunya
o Terukur biayanya
o Terukur tingkat keberhasilannya
o Terukur manfaatnya
· Analisa Faktor Pendukung dan Penghambat
Untuk mewujudkan harapan menjadi kenyataan diperlukan analisa yang baik. Analisa yang baik tidak perlu rumit atau kompleks. Buatlah analisa sesederhana mungkin sehingga mudah dimengerti. Karena hal yang paling awal dalam mewujudkan harapan adalah memastikan bahwa harapan itu mudah dipahami. Berikut adalah beberapa poin yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa:
o Target yang telah didefinisikan
Dengan berpedoman pada target maka analisa yang dilakukan menjadi lebih jelas. Semua langkah dan kebutuhan yang definisikan pada tahap analisa harus mengacu pada target yang telah ditetapkan.
o Batasan atau konstrain
Dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari batasan-batasan atau kontrain. Hal yang umum menjadi konstrain adalah waktu, biaya, dan sumber daya. Batasan atau konstrain akan menentukan langkah-langkah yang akan akan diambil. Dengan konstrain langkah-langkah menjadi lebih terseleksi.
Contoh kasus misalnya saya sekarang berada di Jakarta kurang lebih 1 jam lagi saya berharap dapat berjumpa dengan kekasih saya yang berada di Tanah Datar. Target dari harapan ini sudah jelas yaitu bertemu seseorang di Tanah Datar. Setelah di analisa ada beberapa langkah-langkah atau cara-cara yang dapat diambil untuk mencapai target tersebut yaitu :
§ Jalan kaki dan berenang
§ Berlari dan berenang
§ Naik sepeda atau sepeda motor
§ Naik mobil
§ Naik kapal laut
§ Naik pesawat terbang
§ Teleportasi
Dari beberapa langkah di atas kita harus memilih langkah mana yang tepat sesuai dengan batasan atau konstrain :
Jalan kaki, berlari, naik sepeda, naik mobil, naik kapal laut tidak mungkin dipilih karena ada batasan waktu yaitu harus sampai maksimal setelah 1 jam waktu perjalanan. Dengan teleportasi meskipun bisa sampai ke tempat tujuan hanya dalam beberapa detik saja, namun teknologi ini belum bisa diwujudkan, masih harapan di masa depan. Cara yang paling mungkin adalah dengan cara naik pesawat terbang, karena untuk mencapai pulau Sumatera adalah diperlukan waktu tempuh sekitar 45 menit. Pada contoh ini, kita dapat melihat betapa berperannya pemahaman terhadap batasan dan konstrain dalam memilih langkah.
o Sumber daya yang dimiliki atau mungkin dimiliki
Dalam menganalisa salah satu batasan yang pasti adalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya ini dapat berupa :
§ Sumber daya waktu
Waktu yang kita miliki terbatas. Waktu sangat mahal. Karena waktu tidak dapat dikembalikan. Perjalanan hidup di dunia adalah perjalanana dalam lorong waktu. Jika waktu hanya habis oleh harapan-harapan yang tidak pernah diupayakan untuk dicapai, maka sia-sia saja hidup di dunia ini. Hidup di dunia hanya sekali. Satu kali kesempatan untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang abadi, akhirat.
§ Sumber daya materi seperti uang, dan barang
Sumber daya uang atau barang meski terbatas tapi dapat diupayakan keberadaannya. Dengan mengenali kemampuan diri dan target yang sesuai maka keterbatasan sumber daya materi tidak lagi menjadi halangan bagi pencapaian harapan kita.
§ Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah aktor utama dalam pencapaian sebuah harapan. Manusia adalah asal dari harapan, penggerak, pelaksana, dan pencapai harapan. Hanya sumber daya manusia yang memiliki ilmu dan ketaqwaan disertai dengan usaha yang tekun yang akan mampu mewujudkan harapan-harapannya.
· Perencanaan
Perencanaan adalah hal utama sebelum melaksanakan atau mengimplementasikan setiap langkah untuk mewujudkan harapan. Menurut Aa Gym, gagal merencanakan berarti gagal dalam pencapaian. Perencanaan menjadikan alur usaha dalam mewujudkan harapan menjadi lebih terarah, fokus, dan terkendali. Dengan perencanaan yang baik maka sebenarnya kita sudah mencapai 50% keberhasilan dari pencapaian harapan. Dengan perencanaan kita akan menyusuri waktu dengan langkah-langkah yang jelas dan sudah didefinisikan sebelumnya. Kita tidak terombang-ambing dalam gelombang kehidupan.
· Perancangan atau Design
Setelah selesai dengan perencanaan langkah selanjutnya adalah membuat suatu rancangan atau desain tahapan yang lebih detail dan rinci. Dengan tahapan yang rinci inilah kita bisa mulai berproses untuk mengimplementasikan setiap detil aspek dari harapan kita.
· Penggalangan Sumber Daya
Untuk melaksanakan setiap detil tahapan atau rancangan diperlukan bantuan yang disebut sumber daya. Misalnya jika harapan kita adalah ingin menjadi seorang manajer yang baik maka kita harus mencari sumber daya pengajar yang ahli dalam hal manajerial, mencari tempat sekolah atau belajar yang bermutu, dan menabung untuk biayanya.
· Pelaksanaan
Setelah semua siap, langkah yang terbaik adalah dengan segera memulai atau melaksanakan setiap rencana dan rancangan yang telah disusun. Hal yang sulit di dunia ini adalah memulai. Ada begitu banyak alasan untuk tidak segera memulai dan inilah dorongan negative yang harus kita lawan jika kita menghendaki semua harapan kita tercapai. Setiap hari ada berjuta alasan yang menghendaki kita tetap tidur dalam kehangatan selimut daripada bangkit dan menjalankan ibadah shalat shubuh. Ingatlah pepatah yang mengatakan seribu langkah di awali dengan satu langkah kecil. Bergeraklah lakukan sesuatu kemalasan adalah jeratan setan yang akan menjadikan harapan kita hanya sebatas angan-angan. Tetap focus pada rancangan dan tahapan yang telah dibuat. Dan ingat awali setiap langkah dengan doa, mohon kemudahan dan perlindungan dari Allah swt. Semua hal tak akan berhasil jika tanpa ijinNya.
· Evaluasi
Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir langkah akan memastikan kita tetap berada pada alur atau koridor yang benar sesuai dengan yang telah kita tetapkan. Kita dapat melihat apakah pelaksanaannya dari tahapan yang telah ditetapkan benar, sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan evaluasi juga kita bisa menilai setiap keberhasilan setiap tahapan atau keberhasilan keseluruhan tahapan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Kesimpulannya dari hasil evaluasi adalah kita berhasil, atau gagal.
Jangan sekali-kali alergi atau takut terhadap kegagalan. Karena kegagalan dan keberhasilan adalah pasangan yang setia satu dengan yang lainnya. Jika kegagalan mengalah maka keberhasilan yang maju dengan gagah ke depan. Namun ada saatnya keberhasilan harus mundur dengan anggun ketika kegagalan harus muncul ke depan kenyataan. Ingat yang terpenting adalah prosesnya bukan hasilnya. Hasil adalah efeksamping dari proses yang dijalani. Manusia berencana Allah yang menentukan.
· Bersyukur dan Bertawakal
Apapun hasil yang dicapai dari proses yang telah kita jalani dalam mewujudkan harapan kita harus bersyukur dan bertawakal. Bersyukur karena kita telah diberi kesempatan untuk berproses. Hal termahal di dunia ini adalah kesempatan. Orang sering bilang kesempatan tidak datang dua kali. Semua langkah atau ikhtiar yang telah kita lakukan semuanya memiliki nilai. Jika kita ikhlas maka insyaAllah nilainya akan baik. Keberhasilan kita sesungguhnya bukanlah hasil dari prosesnya tapi nilai-nilai dari proses yang telah kita lakukan. Hasil hanyalah satu titik akhir dari suatu proses. Jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan maka bertawakallah. Menerima dengan ridho segala ketetapanNya dengan tidak berputus asa adalah hal terbaik. Ingat jika satu harapan kita tidak tercapai maka kita harus selalu ingat bahwa ada sekian banyak harapan lain yang dapat kita ciptakan. Dan kita harus siap menyiapkan diri kita untuk harapan selanjutnya.
Bab IV Manifestasi Harapan dalam Kehidupan
Harapan sebagai Siklus Hidup
Kita lahir ke dunia diiringi dengan penuh harapan orang tua agar kita menjadi di antaranya anak yang saleh, anak yang baik, berhasil, bermanfaat bagi diri kita, keluarga, dan lingkungan. Harapan-harapan inilah di antaranya yang telah membuat mereka, orang tua kita, berjuang dengan keras untuk menghidupi kita dan bersemangat untuk terus menjalani kehidupan ini.
Seiring dengan pertambahan usia, kematangan berpikir, kita pun memiliki harapan-harapan sendiri. Harapan-harapan itulah yang juga memacu kita untuk terus menjalani hidup. Harapan menjadi energi dan bahan bakar bagi siklus kehidupan kita. Jika kita sudah tidak memiliki harapan dan tidak mau membuat satu harapan pun, maka sesungguhnya siklus hidup kita telah berakhir.
Harapan, Optimisme, dan Keyakinan Diri
Harapan dan optimisme adalah pasangan yang serasi. Saling mendukung dan menguatkan. Dalam harapan selalu ada optimisme yang meyakinkan kita bahwa harapan tersebut dapat dicapai. Optimisme tidak akan pernah muncul jika tidak ada harapan. Optimisme melahirkan keyakinan diri. Keyakinan diri adalah bentuk kepercayaan kita pada diri sendiri, meyakini bahwa kita memiliki kekuatan dan nilai untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Berikut adalah perkataan dari Hellen Keller mengenai optimisme, harapan, dan keyakinan diri :
“ Optimisme is the path that leads to achievement. Nothing can be done without hope and confidence”
Harapan adalah awal dari segalanya.
Manifestasi Harapan dalam Seni
Seni adalah manifestasi keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan suatu karya seni. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Keduanya erat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manusia disitu ada kesenian. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Kesenian itu timbul karena manusia selalu ingin yang indah, dengan jalan menciptakan benda-benda yang indah. Karena keindahan selalu menimbulkan kebahagiaan dan sebagai kodratnya, manusia ingin bahagia.
Ada hubungan yang erat antara harapan dan seni. Salahsatu munculnya harapan adalah dorongan kebutuhan hidup, ini seirama dengan salah satu fungsi seni yaitu seni sebagai kebutuhan hidup. Dalam istilah lainnya dapat diartikan sebagai seni terpakai atau applied art , seni yang digunakan atau, dipakai atau yang lebih tepat sebagai seni terapan. Seni ini diterapkan pada sesuatu maksud atau benda, menurut kegunaannya tanpa melepaskan segi keindahannya.
Jadi disamping memiliki keindahan ujud, seni juga memiliki nilai kegunaan ujud. Misalnya jambangan-jambangan atau guci dari tiongkok kuno, ujud serta permukaannya dibentuk dan dihias demikian indah, tanpa menghilangkan fungsi jambangan itu. Manusia ingin melepaskan dan mencurahkan keinginan keindahan ke seluruh hidupnya. Fungsi-fungsi lain dari seni adalah pembentuk peradaban manusia dan untuk kebahagian manusia. Bukankah manusia selalu berharap bahagia?
Bab V Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas berikut ini adalah beberapa poin mengenai harapan, yaitu :
· Harapan, itulah sesungguhnya yang menggerakkan manusia untuk menjalani hari-harinya.
· Tanpa harapan, manusia menjalani hidupnya dengan penuh kenestapaan dan kesengsaraan.
· Peradaban manusia seperti yang kita lihat saat ini tak kan pernah ada, kalau manusia itu sendiri tidak pernah memiliki harapan.
·
Harapan adalah sumber energi kehidupan yang membuat hidup bisa bergerak dan berproduksi.
· Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing individu.
· Harapan dan cita-cita memiliki kesamaan yaitu mengenai masa depan. Perbedaannya adalah harapan lebih terukur dan terjangkau dan tidak terlampau muluk-muluk jika dibandingkan dengan cita-cita.
· Bentuk negatif dari harapan adalah angan-angan. Kita dilarang berangan-angan dan berkhayal. Angan-angan dan khayalan adalah harapan di atas harapan, menyelesaikan harapan dengan harapan tanpa aksi yang jelas. Berkhayal dan berangan-angan adalah permainan setan yang akan membinasakan melalui kemalasan, kebodohan, dan kemiskinan materi dan non materi terutama kemiskinan iman dan semangat berikhtiar. Bukankah para nabi selalu berikhtiar walaupun Allah sudah begitu dekat dan menjanjikan kemudahan bagi mereka?
· Untuk mewujudkan suatu harapan diperlukan langkah-langkah yang sistematis dan terencana dengan baik. Di sinillah peran keilmuan yang cukup dari tiap diri kita untuk dapat mewujudkan setiap harapan kita. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
o Menetapkan target
Buat lah target yang jelas dan mungkin dicapai dari harapan-harapan kita
o Analisa factor penghambat dan pendukung
Kenali setiap factor yang memudahkan dan menghambat. Eliminasi setiap hambatan, jika tidak bisa berkompromilah,pilihlah jalan yang terbaik.
o Perencanaan
Buatlah rencana dengan baik. Gagal merencanakan berarti gagal secara keseluruhan.
o Perancangan atau Design
Rancang dan desain setiap tahapan dengan rinci dan hati-hati. Setiap tahapan akan berperan pada setiap prosen pencapaian harapan.
o Galang sumber daya selagi bisa
Kumpulkan bekal selagi bisa. Ingat jangan mencari makan ketika sedang kelaparan. Atau mencari air ketika kehausan. Karena itu adalah cermin kegagalan proses.
o Pelaksanaan
Segeralah memulai ketika semuanya telah direncanakan dan dirancang. Jangan menunda-nunda. Waktu tak akan menunggu.
o Evaluasi
Evaluasi setiap langkah. Segeralah kembali ke jalan yang benar jika merasa diri sudah melenceng.
o Bersyukur dan bertawakal
Bersyukur dan bertawakal adalah langkah penutup yang sangat dianjurkan dan menjadi cermin kualitas kita dihadapan manusia dan Allah swt.
· Harapan muncul karena dorongan kebutuhan hidup dan kodrat
· Seni dan harapan memiliki hubungan yang erat. Kesamaannya adalah keduanya merupakan dorongan kebutuhan hidup. Melalui seni, manusia ingin mewujudkan harapannya untuk mendapat keindahan, dan kebahagiaan.