KASUS YANG TIDAK BERETIKA
( Fungsi Produksi )
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yg adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan peraturan yang berlaku. etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
DariWikipedia:
Boraks merupakan asam borat murni sebagai bahan pembuatan
industri farmasi. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan
pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa. Dalam bentuk
tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia,
dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah
lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
Penggunaan boraks sebagai bahan makanan sebenarnya telah
dilarang oleh Pemerintah sejak Juli 1979, hal tersebut dimantapkan kembali dengan
SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi
ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di
Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta
berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi apabila boraks masuk ke dalam tubuh
manusia, maka akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh
manusia secara kumulatif. Dan akibat/efeknya akan dirasakan di kemudian hari.
Dampak karena seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung
boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Dari uraian diatas, sepertinya kita sudah
bisa menilai apakah sikap si penjual bubur beretika atau tidak.Namun memang
tidak semua pedagang kecil berbuat curang seperti itu. Pertimbangan faktor
ekonomi lagi-lagi yang menjadi alasan mengapa mereka nekat melakukan hal
tersebut. Dengan bermodalkan sedikit, mereka mengharapkan keuntungan yang
lumayan, tanpa memikirkan dampak atau akibat atas perbuatan mereka tersebut
terhadap para konsumen niatnya pengen makan enak malah dapet penyakit.
Meskipun begitu, kita tidak boleh
menyalahkan si penjual yah. namanya juga usaha, dan sebagai pembeli sebaiknya
kita juga cermat dalam memilih buburnya
SARAN PENULIS : Sebaiknya dalam memlilih makanan terlebih
dulu kita harus tau ciri kadaluarsa makanan, jangan terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang serba instan.