• SLIDER-1-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • SLIDER-2-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • SLIDER-3-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • SLIDER-4-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

Selasa, 08 Oktober 2013

Beretika Dalam Lingkungan

Posted by Jefri Bisgo Kurniawan on 08.29


Beretika Dalam Lingkungan



Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:
a.        Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b.        Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c.        Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.
d.       Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang lain.

Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.


Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi dua  yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.

1.      Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
1.      Manusia terpisah dari alam.
2.      Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
3.      Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
4.      Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
5.      Norma utama adalah untung rugi.
6.      Mengutamakan rencana jangka pendek.
7.      Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya    dinegara miskin.
8.      Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

2.      Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam. Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
1.      Manusia adalah bagian dari alam.
2.      Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
3.      Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang.
4.      Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
5.      Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
6.      Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
7.      Menghargai dan memelihara tata alam.
8.      Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
9.      Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara. 
Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa perbedaan-perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Sumber :

Moral dan Etika dalam Berwirausaha Bisnis

Posted by Jefri Bisgo Kurniawan on 07.54



Etika dalam organisasi muncul dari hubungan antara organisasi dengan pihak eksternal dan Etika dalam organisasi muncul dari hubungan antara organisasi dengan pihak eksternal dan internal. hubungan organisasi dengan karyawannya menghasilkan standar perilaku tertentu yang dianggap etis.sebagai contoh dalam pengajian karyawan tidak etis apabila memberi kan upah dibawah UMP (upah minimum nasional).
Hubungan karyawan dengan organisasi mencakup beberapa isu, seperti konplik kepentingan,kejujuran.dan menjaga kerahasiaan organisasi.sebagai contoh ketika karyawan pindah kerja ke perusahaan pesaing.dia akan menghadapi pilihan apakah akan menceritakan rahasia perusahaan sebelumnya atau tidak.organisasi juga dituntut untuk berprilaku etis terhadap lingkungan eksternal.lingkungan eksternal organisasi bisa terdiri dari stakeholder,lingkungan,maupun ke makmuran masyarakat pada umumnya.untuk stakeholders, sebagai contoh, organisasi harus mempunyai laporan keuangan yang tidak menyesatkan kepada pemegang saham.otoritas pasar modal seperti bapepam berkepentingan terhadap praktek perdagangan yang bersih.karena itu kasus seperti penipuan pengunaan dana dari penjualan saham tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh propesektus. isu lain yang akan berkembang adalah isu kerusakan lingkungan sebagai akibat pertumbuhan ekonomi.pada umumnya kerusakan seperti ini akan dalam analisis bisnis dan menjadi tanggung jawab luar.masyarakat dalam hal ini akan menanggung akibatnya.memasukan biaya kerusakan lingkungan sering disebut sebagai intenalisasi analisi ekonomi.sama halnya dengan bisnis yang sumbernya alam seperti hutan atau pertambangan lainnya.pembangunan yang juga memperhitungkan usaha pebaruan sumber daya yang dipakai sering disebut sebagai sustainable development.bisnis juga mampunyai tugas memajukan kemakmuran masyarakat pada umumnya.



            Memasuki era perdagangan  bebas maka  batas dunia semakin kabur . Hal ini jelas membuat semua  kegiatan saloing berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan  dan keuntungan.  Orang sering menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tersebut tanpa mengindahkan adanya pihak yang dirugikan ataupu tidak.   Kondisi seperti   ini membuat para wirausahawan bisnis  akan semakin berpacu dengan waktu  serta negara negara lainnya  agar terwujud suatu tatanan perekonimian yang saling menguntungkan . inilah yang menjadi tantangan bagi wirausahawan bisnis kita.
            Moral sangat erat kaitannya dengan agama dan budaya , artinya kaidah kaidah dari moral para  wirausaha bisnis sangat  dipengaruhi ajaran serta budaya yang dimiliki oleh  para wirausahawan bisnis sendiri . Moral lahir  dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya.  Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang  sehingga dapat dinyatakan  bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan  memiliki  moral yang terpuji dalam melakukan bisnis.  Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam  berwirausaha bisnis tak akan bisa ditentukan  dalam bentuk suatu peraturan yang ditentukan oleh  pihak pihak tertentu. Moral harus tumbuh  dari diri seorang  dengan  pengetahahuan ajaran  agama dan budaya yang dianut  dan dimiliki harus dapat diaplikasikan  dalam kehidupan sehari hari.




Jadi, Moral merupakan suatu yang terpuji  dan pasti  memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Misalnya dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekuen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan  memperoleh kepercayaan satu sama lain , yang pada akhirnya akan  terjalin kerjasama  yang erat saling menguntungkan.  Moral dan bisnis perlu terus ada agar  terdapat dunia bisnis  yang benar  benar menjamin tingkat kepuasa, baik pada konsumen maupun produsen.
1.       Etika dalam Berwirausaha Bisnis
            Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan , etika bertindak Sebagai rambu rambu yang merupakan  dalam suatu kelompok . Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang  menjamin kegiatan  bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
            Etika sebagai rambu rambu dalam  suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya  kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus Selalu dipatuhi dan dilaksanakan .Etika dalam bisnis sudah tentu harus disepakati  oleh  orang orang yang berada dalam  kelompok bisnis  serta  kelompok  yang terkait lainnya.
            Dunia bisnis, tidak hanya menyangkut hubungan antara  pengusaha dan pengusaha  , tetapi  mempunyai  kaitan  secara nasional dan internasional.  Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika  dalam berbisnis perlu pembicaraan  yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha ,pemerintah, masyarakat, maupun bangsa lain agar tidak satu pihak saja  yang menjalankan etika  sementara pihak  lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan.
            Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat  diharapkan  semua pihak apalagi dengan  semakin pesatnya  perkembangan globalisasi di muka bimi ini .  dalam menciptakan  etika berwirausaha bisnis , ada beberapa  hal berikut ini yang perlu di perhatikan.

a.      Pengendalian diri.  Pelaku pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing masing  untuk tidak  memperoleh apapun  dari siapapun  dan dalam bentuk apapun.
b.      Pengembangan Tanggung Jawab social.
c.       Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang ambing oleh pesatnya perkembangan Ilmu informasi dan teknologi.
d.      Menciptakan persaingan yang sehat.
e.       Menerapakan konsep  pembangunan berkelanjutan.  Dunia Bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat  sekarang,  tetapi perlu memikirkan bagaimana  dengan keadaan dimasa datang . Berdasarkan hal ini, jelas wirausaha  bisnis dituntut untuk tidak  mengeksploitasi lingkungan  dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin  tanpa mempertimbangkan lingkungan  dan keadaan  dimasa  yang akan datang walaupun saat sekarang
f.        Menghindari sifat 5k ( katabelece,kongkalikong, koneksi, kolusi, dan komisi)
g.      Mampu menyatakan yang benar itu benar.
h.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan  pengusaha kuat dan  golongan pengusaha ke bawah.
i.        Konsekuen dan  konsisten dengan aturan main yang  telah disepakati bersama.
j.        Menumbuhkembangkan kesadaran  dan rasa memiliki  terhadap apa yang telah disepakati.
k.      Perlu adanya  sebagian etika wirausahawan bisnis  Yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang undangan.

Sumber :
    Sumber : Kewirausahawan,  Unhalu Press

Tugas Soft Skill

Posted by Jefri Bisgo Kurniawan on 07.10


Teori Etika Bisnis



Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika) (id.wikipedia.org). Etika bisnis memiliki padanan kata yang bervariasi, yaitu (Bertens, 2000):
1.      Bahasa Belanda à bedrijfsethiek (etika perusahaan).
2.      Bahasa Jerman à Unternehmensethik (etika usaha).
3.      Bahasa Inggris à corporate ethics (etika korporasi).
Pengertia Etika Bisnis secara sederhana adalah : cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat itu sendiri.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
1.            Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2.            Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3.            Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4.            Mampumeningkatkan keunggulanbersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.

Analisis Arti Etika
Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000). 
         Etika sebagai Prakti
a.   Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b.      Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
               
               Etika sebagai Refleksi
a.     Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b.      Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya.
c.       Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d.      Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

Teori Etika Bisnis
A.    Teori etika deontology
Konsep teori etika deontologi ini mengemukakan bahwa kewajiban manusia untuk bertindak secara baik, suatu tindakan itu bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri dan harus bernilai moral karena berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang baik dari pelaku.
Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.

B.     Teori etika teleology
Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dalam kasus ini, monopoli di PT. PLN terbentuk secara tidak langsung dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Maka PT. PLN dinilai etis bila ditinjau dari teori etika teleology. Menurut Kant, setiap norma dan dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam setiap situasi. Jadi, sejalan dengan pendapat Kant, etika teleologi lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Berdasarkan pembahasan etika teleologi ini muncul aliran-aliran teleologi, yaitu egoisme dan utilitarianisme.
Dua aliran etika teleologi :
1.      Egoisme Etis : Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
2.      Utilitarianisme : Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

C.    Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

D.    Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Teori keutamaan (virtue) yaitu suatu teori yang lebih mengutamakan atau memandang pada sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Artinya bahwa Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan dan tidak mengacu pada norma-norma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral seseorang. Etika keutamaan lebih mengfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri setiap orang.

E.     Teori etika utilitarianisme
Etika utilitarianisme adalah teori etika yang menilai suatu tindakan itu etis apabila bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang. Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori etika utilitarianisme dinilai tidak etis, karena mereka melakukan monopoli. Sehingga kebutuhan masyarakat akan listrik sangat bergantung pada PT. PLN.
Perkembangan Etika Bisnis
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1.      Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.      Masa Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3.      Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.      Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebutEuropean Business Ethics Network (EBEN).
5.      Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1.      Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2.      Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3.      Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.

Sumber :

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Blogroll

  • Consectetuer

  • Popular

  • Comments