Lingkungan bisnis adalah salah satu kegiatan yang berupa perbisnisan yang di lakukan seseoranag dalam suatu usaha, di mana pada usaha tersebut kita di tuntut untuk menjalankan atau mengelola suatu usaha tersebut dengan sebaikbaiknya setiap orang pasti mempunyai dan berkeinginan mendiri kan suatu usaha.dan seseorang itu pasti berkeinginan usaha yang jalani nya menuju sukses. setiap pengusaha harus mempunyai mental - mental yang harus benar – benar baik,disiplin,tepat waktu,di lingkungan bisnis ini kita harus banyak berorganisasi dan harus banyak mencari patner kerja supaya usaha yang kita dirikan bisa lebih maju dan berkembang. jadi selamat mencoba membuka suatu usaha dan jangan pernah takut gagal ,kegggagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda.
Apa yang dimaksud lingkungan bisnis??
Dalam masyarakat yang makin bergerak maju, organisasi harus dikelola secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan, peran organisasi yang optimal sangat dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi yang mengelola interaksi masyarakat dapat dibedakan menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi nonprofit lebih berorientasi pada tujuan nilai sosial dengan lebih menekankan kegiatan pelayanan pada kelompok masyarakat. Organisasi yang terdiri dari organisasi profesi, keagamaan, politik, kebudayaan yang memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Sedangkan organisasi bisnis lebih menekankan pada tujuan profit atau keuntungan, karena dengan keuntungan itu organisasi bisnis dapat mempertahankan kelangsungan operasinya.
Apa yang dimaksud dengan bisnis, Mengapa mempelajari bisnis dan mengapa keberadaan bisnis menjadi begitu penting Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan kegiatan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan. Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi bisnis tidak hanya menjaga tingkat keuntungan tertentu melainkan juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan lingkungan sosial Tantangan dalam dunia bisnis tidak hanya datang dari persaingan industri, tetapi juga dari kebijakan pemerintah atau organisasi internasional. Organisasi bisnis dalam hal ini sangat terkait dengan perekonomian dan sistem ekonomi. Perkembanngan dan kemajuan ekonomi dipengaruhi oleh cara kerja sistem ekonomi tersebut.
BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Mengapa kita mempelajari bisnis dan pengelolaannya? Hal ini merupakan sebuah pertanyaan Filosofis yang harus dijawab dengan logis dan empirik. Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah system ekologis yang sangat terkait dengan lingkunngan disekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka ( globalisasi ), maka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan melakukan adaptasi. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah system ekonomi. Sebagai suatu sistem, Bisnis merupakan proses pengelolaan beberapa subsistem yang berhubungan dengan proses produksi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output. Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem didalamnya.
Pada posisinya, setiap subsistem dapat mempengaruhi aktivitas organisasi kerja secara keseluruhan. Dalam hal ini, bisnis tidak dapat menghindar dari pengaruh yang masuk dari dalam maupun dari luar sistem. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara langsung atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis. Dalam era globalisasi dan liberalisasi perekonomian, hanya bisnis yang mempunyai kompetensi yang dapat bersaing dipasar.
Sebagai suatu sistem, perusahaan juga menjadi subsistem dari system yang lebih luas. Disisi lain, masinng-masing subsistem pada skala tertentu juga merupakan sistem yang mandiri dan memiliki beberapa subsisttem didalamnya. Tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat berbagai macam kepentingan bisnis dalam menngelola segala sumber daya yang teerbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas.
LINGKUNGAN BISNIS
Sebagai suatu sistem, perusahaan sanngat terkait dengan aktivitas public lainnya. Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembanngan ekonomi. Perkembangan dalam sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak terbuka untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan skala penngaruh, maka lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkunngan mikro dan lingkungan makro.
Pengelolaan dengan cara kerja perusahaan-perusahaan modern sangat berbeda setelah pasca depresi besar perekonomian tahun 1930-an. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Karena lingkungan itulah, bisnis mempunyai kepentinngan untuk mengelola pihak pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (sosial, budaya, dan politik) yang berbeda. Bisnis yang terkait dengan opini publik atau anggota masyarakat banyak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis itu sendiri. Pihak yang dipengaruhi oleh lingkungan bisnis disebut dengan stakeholders. Mennnurut Frederick, Post dan Davis, stake-holders adalah semua pihak yang dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung.
MODEL PENGELOLAAN BISNIS
Dengan cara bagaimana bisnis dapat dikelola, adalah pertanyaan awal yang selalu muncul pada setiap individu atau manusia. Apabila kita cermati lebih lanjut, telah terjadi perkembangan dalam model pengelolaan bisnis pada Negara negara maju yang selama ini menganut sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme.
Sistem dikotomi dalam hubungan bisnis di Amerika Serikat menemui antiklimaks
pada tahun 1930-an. Pengelolaan bisnis kemudian dipecahkan melaui metode penelitian dan pengembangan yang bersifat ilmiah, dimana peran manajer lebih dioptimalkan dan dan peran pemodal diminimalkan. Model-model manajemen mulai muncul dan berkembang pada abad ke-20 seiring modernisasi dalam teknologi produksi bisnis (perusahaan), seperti aliran perilaku, aliran situasional, aliran kooperatif, dll. Dan pada tahun 1985, Komunisme menngalami kehancuran melalui program “Perestrotika” yang disponsori oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara model pengelolaan bisnis negara-negara berkembang dibenua Asia dan Afrika dengan negara-negara maju. Negara-negara berkembang itu merupakan negara bekas jajahan yang tidak mengalami proses pengelolaan bisnis yanng matang. Hal ini disebabkan oleh perhatian yang besar dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Sebab selama masa penjajahan, hak-hak negara telah dirampas oleh negara-negara maju. Pengelolaan bisnis Indonesia telah dikuasai oleh negara kolonial Belanda, termasuk bentuk dan model bisnis yang diterapkan. Model dikotomi pengelolaan bisnis jelas tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia yang mengutamakan sifat kekeluargaan.
Pada pasca kemerdekaan, terdapat dualisme dalam pengelolaan bisnis di Indonesia yang berasal dari peninggalan Belanda. Bisnis dikelola secara kapitalistik dan kapitalistik campuran (mixed capitalistic) dengan melibatkan peran pemerintah yang cukup besar. Penngelolaan bisnis diatur melalui kebijakan yang ketat dan bisnis swasta sangat dibatasi pada industri tertentu. Pilihan model seperti ini merupakan ekses dari dua sistem ekonomi besar dunia, yaitu kapitalisme dan komunisme. Kedua sistem ekonomi itu pada awal pembangunan negara-negara berkembang (pasca kolonialisme) saling memperebutkan eksistensinya. Hal ini tidak dapat dielakkan karena ketergantungan Negara berkembang para modal dan teknologi. Akibatnya, pengelolaan bisnis yang berkembang di Indonesia saat ini adalah berbentuk kapitalistik dengan sifat dikotomi.
0 comments:
Posting Komentar