Senin, 24 Desember 2012

Hikayat Istri Teralis

Posted by Jefri Bisgo Kurniawan on 21.10

 Hikayat Istri Teralis
        Manusia ingin percaya bahwa mereka hidup dan bertindak berdasarkan kemauan mereka sendiri, namun pada kenyataannya mereka hanya dipaksa oleh keadaan. Dengan kata lain, tidak memilih & tidak pula dipilih. Dan sering kali, kita gengsi untuk mengatakan hal tersebut kepada diri sendiri terlebih orang lain.

           Inilah yang sering dihadapi oleh ratusan hingga ribuan manusia diluar sana. Ketika keadaan terkadang memaksa mereka berubah menjadi monster yang brutal. Peduli siapa & bagaimana, mereka melakukan semua hal tersebut. Ketika menjadi monster yang jahat & lupa daratan. Hingga tak sadar, semua berujung pada teralis besi akhirnya, cepat ataupun lambat.

        Sebuah konsekuensi, yang harus mereka terima pil pahitnya. Namun dilain episode, ada manusia berhati lembut yaitu Istri, yang mungkin saja tidak bisa menerima pil pahit tersebut. Sebagian memilih jalur pengadilan agama & sebagian lagi tetap setia hingga akhir hayat. Dunia memang tak selalu indah, itulah yang mungkin Tuhan mau tunjukan kepada kita. Entah sadar ataupun tidak.

         Seperti sudah menjadi seorang janda, tapi anehnya tidak menjadi janda pada kenyataannya. Setali tiga uang, dikehidupan nyata yang penuh realita. Peran sebagai kepala keluarga, yang dahulu diemban oleh sang suami. Kini mungkin juga nanti, akan beralih kekuasaan ke tangan sang istri. Mau tak mau, harus mau, demi tanggung jawab keluarga.

         Entah mengapa, selalu seperti ini jadinya. Ketika ada yang menangis haru & ada juga yang tersenyum riang disisi lainnya. Seolah tak ada satu pun manusia terlebih setan pohon beringin, yang tahu akhir dari segala kesedihan tersebut. Yang ada hanya setitik harapan pasti, yaitu semua berakhir dengan bahagia. Harapan yang akan terus menjadi harapan.

         Sebutan Istri Juara, mungkin memang layak mereka sandang saat ini & untuk selamannya. Bukan karena tidak menyalahkan takdir dari Sang Pecipta, atas pertemuan dua sejoli yang berakhir dibangku pelaminan. Namun karena komitmen, yang sudah dipatri dalam hati mereka satu sama lain. Ketika dahulu berjanji setia diatas sumpah, didepan hadapan umum & kerabat dekat.

        Pagi menjadi malam & sore menjadi siang. Sajian pelengkap sekaligus hambar, yang menemani hari-hari mereka bertarung dengan kerasnya kehidupan tanpa canda tawa orang yang mereka kasihi yaitu sang suami. Sering kali, ketika kangen melanda. Tumpukan rantang bersusun tiga lapis, dengan menu ala kadarnya, mereka bawakan untuk kepala keluarga dibalik teralis besi. Menjadi pemandangan mengharukan, yang tak seharusnya diabadikan.

      Pribadi baik, terkadang memang tidak pernah dilahirkan begitu saja. Namun ada kalanya, seiring berjalannya waktu, pribadi baik & jahat tercipta secara bersamaan. Tercipta karena tempaan ruang & waktu yang panjang, memaksa lebih dari sekedar berbicara.

Kesimpulan : Selagi hidup bersama masa, maka selagi itu juga yang hidup itu dewasa bersama usia.


Sumber : http://arsavin666.blogspot.com/2012/12/hikayat-istri-teralis.html

0 comments:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Blogroll

  • Consectetuer

  • Popular

  • Comments